Jumat, 08 Maret 2013

laporan praktikum enzim


Judul              :  Enzim
Tujuan           :  Untuk Mengetahui Kerja Enzim Amilase
Dasar Teori
            Proses (reaksi kimia) yang berlangsung dengan baik dalam tubuh  dimungkinkan karena adanya katalis yang disebut enzim. Berzelius (1837) mengusulkan nama “katalis” untuk zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi.
            Enzim adalah protein spesifik yang berfungsi sebagai biokatalisator (mempercepat proses hidrolisis). Sebagai katalisator, enzim harus bersifat efektif (dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit dibandingkan jumlah substrat), tidak ikut serta dalam proses reaksi (sifat dan jumlah tidak berubah), dapat diperoleh kembali pada akhir reaksi, dan bersifat spesifik. Dalam proses pencernaan makanan, enzim berperan dalam pencernaan zat secara kimiawi. Dengan adanya enzim maka penggunaan energi untuk proses pencernaan akan lebih kecil.
                                                                        (http:// enzim-dan-kerja-enzim.html/2012)
            Reaksi-reaksi yang terjadi dalam sel hidup berlangsung sangat cepat berkat adanya enzim. Enzim disintesa diaktivitasnya. Karena enzim terdiri dari protein, maka sifat-sifat kimia dan fisika protein pada umumnya berlaku juga untuk enzim. Dan juga golongan enzim dapat mengkatalisis beberapa reaksi, seringkali hanya satu reaksi saja. Ini merupakan salah satu sifat enzim . ada juga golongan enzim yang dapat mengkatalisis jenis reaksi yang sama, misalnya pemindahan fosfat, oksidasi reduksi, dan sebagainya. Jadi ada suatu kespesifikan (2).Cara kerja enzim adalah dengan membentuk senyawa enzim-substrat, kemudian menghasilkan suatu produk tanpa merubah senyawa enzim itu sendiri, setelah produk terbentuk maka enzim akan melepaskna diri untuk membentuk senyawa baru dengan substrat yang lain. Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa turunan melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.
            Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
            Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.
            Konsentrasi enzim juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Sisi aktif suatu enzim dapat digunakan berulang kali oleh banyak substrat. Substrat yang berikatan dengan sisi aktif enzim akan membentuk produk. Pelepasan produk menyebabkan sisi aktif enzim bebas untuk berikatan dengan substrat lainnya. Oleh karenanya dibutuhkan sejumlah kecil enzim untuk mengkatalis sejumlah besar substrat.
            Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, pada saat sisi aktif semua enzim bekerja,penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih lanjut. Kondisi ini disebut konsentrasi substrat pada titik jenuh atau disebut dengan kecepatan reaksi telah mencapai maksimum (V max).
                        (Laporan Praktikum Biokimia II Percobaan II Enzim, 
                                    Choi Ruddin 2010 dalam blog « Choiruddinasik's di akses 2012-4-16)



            Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, enzim dibagi dalam enam kelompok golongan besar, yaitu:
1). Oksidoreduktase
            Enzim-enzim yang termasuk golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu dehidrogenase dan oksidase. Dehidrogenase bekerja pada reaksi-reaksi dehidrogenase, yaitu reaksi pengambilan atom hidrogen dari suatu senyawa (donor). Hidrogen yang dilepas diterima oleh senyawa lain (akseptor). (Anna Poedjiadi, 2004:152) enzim-enzim oksidate juga sebagai katalis pada reaksi pengambilan hidrogen dari suatu substrat.
Di sini alkohol adalah donor hydrogen, sedangkan senyawa yang menerima hidrogen adalah suatu koenzim nikotinadenindinukleotida.
                                         Alcohol dehidrogenase
  Alkohol   +   NAD+                                   aldehida  +  NADH  +  H+
2). Transferase
            Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Enzim yang termasuk golongan ini ialah metiltrasferase, hidroksimetiltransferase, karboksiltransferase, dll
3). Hidrolase
            Enzim yang termasuk golongan iini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Enzim yang termasuk golongan ini ialah esterase, lipase, amilase, dll
4). Isomerase
            Bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler. Contoh yang termasuk enzim ini ialah ribulosafosfat epimerase dan glukosa fosfat isomerase
5. Ligase
            Bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul. Oleh karena itu enzim tersebut dinamakan sintesase, ikatan yang terbentuk dari penggabungan tersebut adalah ikatan C-O, C-S, C-N atau C-C. Contoh enzim golongan ini antara lain glutamin sintetase dan piruvat karboksilase                 (Anna Poedjiadi, 2004:153-157 dalam http://enzim-dan-kerja-enzim.html/2012)
Alat dan Bahan
Ø  Alat




            Pipet tetes                    Tabung reaksi                     Penjepit tabung            Penangas




  Pengaduk/ spatula                          Rak tabung                        Gelas kimia              Gelas ukur

Ø  Bahan
                  Sampel saliva (Air liur)
                  Amilum 1 %
                  Larutan Iodin
                  Larutan Benedict
                  Aquadest
                  Batu es





Prosedur Kerja
1.     
Sampel saliva
Uji Iodin                     

 

                                                            Dimasukan ke dalam tabung reaksi berbeda masing-masing                                                  1 mL
                                                            Diberi label A, B , C, D
Tabung B
Tabung A
Tabung C
 


                                                         

                         + kan 2 mL amilum  1%            Di panaskan                     Dimasukan dalam
                                                                           5-10 menit,                       air es 5-10 menit
                         Dibiarkan pada suhu                Dinginkan                        + kan 2 mL amilum 1 %  
                         Selama 20-30 menit                  + kan 2 ml amilum           diamkan selama
                                                                            1% dan diamkan             20 menit
                     Pada suhu kamar


                                                                          Masing masing tabung A B C diambil 1/2                                            dimasukan kedalam 4 tabung berbeda (E, F, G)
                                                                          Tabung A, B, C  di + kan larutan  Iodin
Tabung  A
 Larutan Merah bata,
Endapan putih (+)
Tabung C
Larutan Coklat tua,
Endapan hitam (+)
Tabung B
Larutan Merah bata,
Endapan hitam (+)


 






2.     
Tabung E, F, G

Uji Benedict


                                                                                                Masing masing di + kan larutan benedict
                                                                                                2 mL
               
Tabung E
Larutan hijau (+)
Tabung G
Larutan biru (+)
Tabung F
Larutan biru (+)
 



















Hasil Pengamatan


TABUNG

KOMPOSISI+PERLAKUAN


                                          UJI

Iodin
Benedict
Keterangan

A
Saliva+amilum1%,  suhu kamar
Warna merah bata endapan hitam

Warna ungu
(+)
B
Saliva+amilum1%,  pada air mendidih
Warna merah bata endapan hitam

Warna hijau tua (+)
C
Saliva+amilum1%, dalam es
Warna coklat tua endapan hitam

Warna hijau tua (+)
D


Air+amilum1%, suhu kamar
Warna hijau tua

(-)
E


Saliva+amilum1%, suhu kamar

Warna hijau
(+)
F
Saliva+amilum1%, dalam air mendidih

Warna biru
(-)


G


Saliva+amilum1%, dalam es

Warna biru
(-)
H
Air+amilum1%,suhu kamar


Warna biru


(-)








Pembahasan
            Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter.
            Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali.
            Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
            Pada percobaan kita akan menguji kerja enzim amilase yang bekerja untuk memecahkan atau merombak pati menjadi glukosa, yaitu dengan sampel yang di gunakan adalaha saliva. Saliva merupakan suatu enzim yang  membantu mencerna makanan dengan cara melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses pengunyahan dan menelan makanan, membasahi dan melembutkan makanana menjadi bahan setengah cair atupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan, membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman, mempunyai aktivitas anti bakterial dan sistem buffer, memebantu proses pencernaan makanan melalui sktifitas enzim petialin (amilase ludah) dan lipase ludah. Dimana dalam percobaan dilakukan beberapa uji yaitu uji iodin dan uji benedict.
             Uji iodin atau larutan iodin yang di gunakan berfungsi sebagai indikator terhadap proses terjadinya reaksi yang di tandai dengan adanya perubahan warna. Sedangkan uji benedict menunjukan kerja enzim degan adanya perubahan warna dan terjadi endapan. Dari pengamatan yang dilakukan bahwa saliva yang digunakan menunjukan hasil positif (+) dalam uji iodin dengan terjadinya perubahan warna. Dalam percobaan dilakukan tiga variasi suhu,suhu merupakan faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu saliva pada suhu kamar(tabung A), pada air panas(B), dan dingin atau air es (C) yang kemudian ditambahkan amilum 1%.dan ditambahka larutan iodin dengan warna yang dihasilkan yang berturut turut adalah`merah bata endapan putih, merah bata endapan hitam, dan coklat endapan hitam hal ini di akibatkan adanya amilum yang langsung terhidrolisis dan membentuk glikogen atau glukosa.

           
 




     Tabung B        Tabung C                                          Tabung + amilum 1%
 





                                                                      Tabung D,C,B,A + Iodin


            Sampel menunjukan hasil positif pada suhu yang berbeda, ini di karenakan enzim akan bekerja kembali ketika suhu kembali normal. Perbedaan warna dan endapan yang dihasilkan ini di akibatkan adanya pebedaan suhu. 


                                                                                           Tabung A larutan hijau (+)

  Larutan + Benedict Sebelum di panaskan
Pada uji benedict perlakuan yang digunakan sama dengan perlakuan yang digunakan pada uji iodin, yaitu dengan memvariasikan suhu saliva kemudian di tambahkan amilum 1% dan kemudian ditambahkan larutan benedict. Dari hasil pengamatan yang dilakukan saliva pada suhu kamar atau normal yang mengalami reaksi positif (+), atau ada kerja saliva terhadap pembentukan glukosa dari amilum, yakni dengan terbentuknya warna hijau sedangkan saliva pada suhu yang panas dan dingin tidak menglami perubahan atau negatif(-).


Kesimpulan
            Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat mengetahui kerja enzim (saliva), dimana enzim  dapat bekerja merombak glukosa atau pati, dengan beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu keadaan substrat, suhu , ke asaman (ph), kovaktor dan inhibitor. Dimana dalam percobaan ini dapat dilihat kerja enzim yang di pengaruhi oleh suhu, dimana enzim bekerja pada suhu normal,sedangkan pada suhu yang tidak normal maka enzim rusak atau tidak bekerja..






















Daftar Pustaka

Ø  Team teaching 2012, Modul Praktikum Biokimia,  UNG , Gorontalo

Ø  Anna Poedjiadi, 2004:153-157 dalam http://enzim-dan-kerja-enzim.html/2012)

Ø  http:// enzim-dan-kerja-enzim.html/2012)

Ø  http://Laporan Praktikum Biokimia II Percobaan II Enzim,  Choi Ruddin 2010 dalam blog « Choiruddinasik's di akses 2012-4-16)
Ø  http://praktikum-enzim-dan-kerja-enzim.html